"Loading..."

Standar Nasional Indonesia (SNI)

Pengertian Standar Nasional Indonesia (SNI)

Standar Nasional Indonesia adalah aturan teknis yang mengatur spesifikasi produk, metode pengujian, prosedur, dan panduan lainnya yang harus dipatuhi oleh produsen dan penyedia layanan. Standar SNI ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang beredar dipasaran sudah memenuhi persyaratan tertentu, seperti keamanan, keandalan, dan kualitas yang baik.

Standar Nasional Indonesia (SNI) dikembangkan melalui proses yang melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk perwakilan industri, instansi pemerintah, akademisi, dan kelompok konsumen. Setelah disetujui oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), SNI menjadi wajib untuk produk tertentu, sementara yang lain dapat mematuhi secara sukarela.

Perumusan SNI mengacu pada PP 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional sebagai landasan hukumnya.

Adapun tujuan dari standardisasi berdasarkan peraturan pemerintah tersebut adalah untuk meningkatkan perlindungan bagi pelaku usaha, konsumen, tenaga kerja, hingga masyarakat lain dalam hal keselamatan, keamanan, lalu pelestarian fungsi lingkungan hidup, kelancaran perdagangan, hingga mewujudkan persaingan yang sehat ketika berdagang.

 

Dasar Hukum SNI

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

UU ini mendasari pentingnya penerapan SNI karena salah satu tujuan utamanya adalah melindungi konsumen dari produk yang tidak memenuhi standar yang aman dan berkualitas.

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

UU ini mendasari tentang standardisasi di Indonesia, termasuk tentang SNI. Dalam UU ini dijelaskan mengenai lembaga yang bertugas menyusun standar, yaitu Badan Standardisasi Nasional (BSN), serta berbagai hal terkait penerapan dan penegakan standar di Indonesia.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sinas-IPTEK)

UU ini mendasari pentingnya standar dalam menciptakan sistem yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi, termasuk didalamnya penerapan SNI sebagai salah satu bentuk pengaturan yang berkaitan dengan teknologi dan inovasi.

 

Jenis-Jenis SNI

1. SNI Produk

Standar yang mengatur spesifikasi dan kualitas produk tertentu yang diproduksi atau dipasarkan di Indonesia. Ini bertujuan untuk memastikan produk memenuhi persyaratan kualitas dan keamanan yang ditetapkan.

Contoh :

SNI untuk produk makanan dan minuman (SNI untuk minyak goreng, beras dan susu)

SNI untuk bahan bangunan (SNI untuk semen, batako, dan keramik)

SNI untuk alat elektronik (SNI untuk handphone, televisi, dan peralatan listrik)

2. SNI Layanan

Standar yang mengatur tentang kualitas dan prosedur penyediaan layanan untuk memastikan kepuasan dan keamanan konsumen.

Contoh :

SNI untuk layanan transportasi (SNI untuk layanan taksi atau transportasi umum)

SNI untuk layanan kesehatan (SNI untuk standar rumah sakit atau klinik)

SNI untuk layanan pendidikan (SNI untuk standar kualitas lembaga pendidikan)

3. SNI Sistem Manajemen

Standar yang mengatur sistem manajemen yang diterapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan, seperti manajemen mutu, keselamatan kerja, dan pengelolaan lingkungan.

Contoh :

SNI ISO 9001 : Sistem Manajemen Mutu

SNI ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan

SNI OHSAS 18001 : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

4. SNI Prosedur Pengujian dan Metode

Standar yang mengatur tentang cara atau prosedur pengujian produk atau sistem untuk memastikan kualitas dan kesesuaian dengan standar yang berlaku.

Contoh :

SNI prosedur uji mutu produk pangan (misalnya untuk uji kadar gula atau kadar garam)

SNI untuk uji keamanan kendaraan bermotor

SNI untuk uji kelayakan produk tekstil

5. SNI Konstruksi dan Infrastruktur

Standar yang mengatur pembangunan infrastrukstur dan konstruksi, memastikan bahwa setiap elemen bangunan atau infrastruktur dibangun sesuai dengan persyaratan teknis dan keselamatan.

Contoh :

SNI untuk desain bangunan tahan gempa

SNI untuk kualitas bahan bangunan (misalnya kualitas beton atau baja)

SNI untuk jalan raya dan infrastruktur lainnya

6. SNI Keamanan dan Kesehatan

Standar yang mengatur keselamatan kerja, kesehatan, dan perlindungan bagi konsumen atau pekerja yang terlibat dalam penggunaan produk atau layanan.

Contoh :

SNI untuk alat pelindung diri (misalnya untuk helm, sepatu pelindung, masker)

SNI untuk peralatan keselamatan kerja di sektor industri

SNI untuk standar keselamatan penggunaan produk elektronik

7. SNI Lingkungan Hidup

Standar yang mengatur perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup. Ini mencakup berbagai aturan terkait pengelolaan limbah, emisi gas, dan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Contoh :

SNI untuk pengelolaan limbah

SNI untuk kualitas udara

SNI untuk pengelolaan air bersih

Proses Mendapatkan Label SNI

 

Mengisi Formulir Permohonan SPPT SNI

Untuk mengisi formulir ini, siapkan dan lampirkan dokumen berupa fotokopi Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang telah dilegalisir. Anda bisa mendapatkan sertifikat tersebut di LSSM (Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu) yang terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional).

 

Verifikasi Permohonan

Sesudah mengisi dan melengkapi dokumen permohonan, LSPro-Pustan akan memverifikasi beberapa hal. Contohnya, jangkauan lokasi audit hingga kemampuan dalam memahami bahasa lokal.

Lama verifikasi umumnya adalah satu hari, lalu setelah verifikasi selesai Anda akan mendapatkan invoice berisi rincian biaya yang perlu Anda lunasi.

 

Audit pada Sistem Manajemen Mutu

Selanjutnya, lembaga sertifikasi akan mengecek kesesuaian terhadap penerapan sistem manajemen mutu. Bisnis Anda akan diperiksa kelengkapan serta kecukupan dokumennya tentang sistem manajemen mutu produsen, apakah sesuai dengan syarat SPPT SNI.

 

Proses audit kecukupan dokumen, lembaga sertifikasi akan meninjau dokumen Sistem Manajemen Mutu dari bisnis Anda. Bila ternyata terdapat hal yang tidak sesuai, maka Anda harus mengoreksinya dalam jangka waktu maksimal dua bulan.

 

Uji Sampel dan Penilaian Produk

Uji sampel produk dilakukan dalam laboratorium penguji ataupun di lembaga inspeksi yang telah terakreditasi. Apabila ingin mengajukan laboratorium milik produsen bisnis, maka perlu melibatkan saksi saat uji sampel berlangsung.

 

Sampel akan dilabeli sebagai LCU (Label Contoh Uji), lalu disegel. Uji sampel produk akan memakan waktu minimal 20 hari kerja. Bila setelah itu hasilnya tidak memenuhi ketentuan, maka harus uji sampel ulang sendiri sampai sesuai dan bisa dicek lagi oleh LSPro-Pustan.

 

Keputusan Sertifikasi

Setelah melewati proses tersebut di atas, tim dari lembaga sertifikasi akan merapatkan hasil pengauditan serta pengujiannya dengan berbekal dokumen audit serta hasil uji sampel. Proses persiapan bahan membutuhkan tujuh hari kerja, lalu dilanjutkan rapat panel selama satu hari.

 

Penyerahan SPPT-SNI

Setelah rapat panel selesai, LSPro-Pustan akan mengklarifikasi perusahaan Anda. Hasil keputusan penyerahan sertifikat berdasar pada evaluasi produk yang meliputi kelengkapan administrasi, pemenuhan ketentuan SNI, hingga penerapan sistem manajemen mutu pada proses produksi.

 

Bila lolos evaluasi, maka penerbitan SPPT-SNI untuk bisnis Anda pun dilakukan. Masa berlaku sertifikat SNI tersebut adalah 3 tahun ke depan.

 

Tujuan dan Manfaat SNI

1. Perlindungan Konsumen

SNI memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk atau layanan yang mereka beli telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Dengan adanya SNI, konsumen dapat memiliki keyakinan lebih dalam memilih produk yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2. Keselamatan dan Keamanan

SNI bertujuan untuk menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat dengan menetapkan persyaratan yang ketat terhadap produk dan layanan. Standar ini mencakup aspek-aspek seperti bahan baku, proses produksi, pelabelan, dan pengujian keamanan. Dengan adanya SNI, risiko terhadap kesehatan dan keselamatan konsumen dapat diminimalkan.

3. Peningkatan Kualitas Produk

SNI mendorong produsen untuk meningkatkan kualitas produk mereka agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan adanya standar yang jelas dan spesifikasi teknis yang terukur, produsen dapat mengoptimalkan proses produksi mereka, mengurangi cacat, dan menghasilkan produk yang lebih baik secara konsisten.

4. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas

Dengan mengadopsi SNI, produsen dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional mereka. Standar yang jelas membantu menghilangkan keragaman proses produksi, memperkuat kontrol kualitas, dan mengurangi pemborosan. Hal ini berkontribusi pada peningkatan daya saing industri secara keseluruhan.

5. Akses ke Pasar Internasional

SNI yang sejalan dengan standar internasional memungkinkan produk Indonesia diterima dan diperdagangkan di pasar global. Dalam lingkungan perdagangan internasional yang semakin terintegrasi, SNI menjadi kunci untuk mengakses pasar luar negeri dan meningkatkan peluang ekspor.

6. Peningkatan Citra Bangsa

Dengan menerapkan SNI secara konsisten dan berhasil, Indonesia dapat membangun reputasi sebagai produsen yang mematuhi standar kualitas dan keamanan yang tinggi. Hal ini berdampak positif terhadap citra bangsa di mata dunia dan memberikan kepercayaan kepada konsumen internasional.

 

Referensi:

https://www.sucofindo.co.id/sertifikasi-6/memahami-standar-sni-dan-proses-sertifikasi-sni/

https://virtualofficescbd.id/blog/standar-nasional-indonesia-pengertian-dan-tujuannya

https://doran.id/mengenal-apa-itu-sni/

  • Nusapitu Consulting
  • Jalan Duku Raya No.44 Bogor 16143
  • (+62)82277064994
  • (+62)82277064994
  • client.support@nusapituconsulting.id
© PT. Nusapitu Sinergi Utama
Butuh Bantuan?Hubungi Kami di WhatsApp